The Power of Positive Reinforcement (Penguatan Positif)

Ditinjau oleh : Anggi Dewi Hartini, S.Ag (Terapis Perilaku) – 18 September 2024

Positif Reinforcement, sebuah prinsip dasar dalam psikologi dan behaviorisme, berawal pada awal abad ke-20. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Amerika Edward Thorndike, yang melakukan penelitian tentang perilaku hewan.

Dalam teori “law of effect”-nya, Thorndike mengusulkan bahwa perilaku yang diikuti oleh penguatan positif lebih mungkin diulang, sementara perilaku yang diikuti oleh konsekuensi yang tidak menyenangkan lebih kecil kemungkinannya untuk terulang. Ide ini meletakkan dasar bagi pengembangan penguatan positif. BF Skinner, tokoh berpengaruh lainnya dalam psikologi perilaku, lebih jauh memperluas karya Thorndike dan mempopulerkan konsep positif reinforcement melalui eksperimen Operant Conditioning. Skinner menunjukkan bahwa memberi penghargaan atas perilaku yang diinginkan dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya perilaku tersebut, memberikan wawasan berharga untuk memahami perilaku manusia dan hewan. Sejak saat itu, positif reinforcement telah menjadi alat penting dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan dan pengasuhan anak hingga pelatihan hewan dan manajemen di tempat kerja, memfasilitasi promosi perilaku positif dan pengembangan strategi yang efektif untuk membentuk tindakan yang diinginkan.

Positif reinforcement merupakan alat yang ampuh yang tanpa disadari, kita gunakan setiap hari. Positif reinforcement dapat memberikan dampak yang mendalam pada perkembangan dan perilaku anak, membuat mereka merasa bersemangat dan menambah motivasi mereka. Dengan berfokus pada motivasi/ dorongan, pujian, dan penghargaan untuk tindakan yang diinginkan, penguatan positif menciptakan lingkungan yang memelihara dan mendukung yang meningkatkan pertumbuhan, kepercayaan diri, dan harga diri pada anak-anak. Baik besar atau kecil, anak-anak yang didorong untuk menunjukkan perilaku yang diinginkan akan menghasilkan pembelajar yang lebih menyeluruh.

Dalam hal ini, kita akan mengeksplorasi pentingnya positif reinforcement dalam membentuk perilaku, pembelajaran, dan kesejahteraan emosional anak.

 

Memahami Positif Reinforcement

Gagasan utamanya adalah memberikan rangsangan positif saat anak menunjukkan tindakan atau perilaku yang diinginkan, yang pada akhirnya memperkuat hubungan antara perilaku dan hasil positif. Saat anak mengalami konsekuensi positif atas tindakannya, mereka cenderung mengulangi tindakan tersebut di masa mendatang.

Prinsip Utama Penguatan Positif

    1. Spesifisitas: Pujian yang jelas dan tepat sangat penting. Saat Anda menargetkan pada perilaku yang ingin Anda munculkan, anak akan memahami apa yang mereka lakukan dengan benar dan cenderung mengulanginya. Contohnya “Hebat, Shella duduk di kursi dapat Barbie”.
    2. Waktu (Schedule of Reinforcement): Penguatan yang tepat waktu sangatlah penting. Pujian atau hadiah harus diberikan SEGERA tepat setelah perilaku yang diinginkan muncul, sehingga hubungan antara tindakan dan hasil positif menjadi lebih jelas.
    3. Konsistensi: Konsistensi dalam penguatan positif membangun lingkungan yang dapat diprediksi bagi anak-anak. Ketika mereka tahu bahwa usaha mereka akan diakui dan dihargai secara konsisten, mereka merasa termotivasi untuk melanjutkan perilaku positif mereka.

Manfaat Penguatan Positif

    1. Mendorong Perilaku yang Baik: Daripada berfokus pada konsekuensi negatif dari perilaku buruk, positif reinforcement mendorong perilaku baik. Anak-anak merasa terdorong untuk membuat pilihan yang mengarah pada hasil yang baik, memperkuat rasa tanggung jawab dan pengendalian diri mereka.
    2. Meningkatkan Harga Diri (Self Esteem): Feedback positif yang konsisten menumbuhkan harga diri dan kepercayaan diri anak. Ketika mereka menerima pujian atas usaha mereka, mereka menganggap diri mereka mampu dan kompeten, yang mengarah pada konsep diri yang positif.
    3. Meningkatkan Pembelajaran: Dalam lingkungan yang menerapkan positif reinforcement, anak-anak menjadi lebih reseptif/ memahami terhadap pembelajaran. Mereka mengaitkan pembelajaran dan penjelajahan konsep baru dengan pengalaman positif, yang mengarah pada kecintaan terhadap pembelajaran dan pola pikir ingin tahu.
    4. Memperkuat Ikatan Orang Tua-Anak: Positif Reinforcement menumbuhkan hubungan yang lebih dalam antara orang tua dan anak. Dengan mengakui dan merayakan prestasi mereka, orang tua membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan anak-anak mereka.
    5. Mengembangkan Motivasi Intrinsik: Ketika anak-anak menerima pujian atau hadiah atas usaha mereka, mereka mengembangkan motivasi intrinsik. Mereka terlibat dalam perilaku positif karena mereka memahami nilai intrinsik dari tindakan tersebut daripada sekadar mencari hadiah eksternal.

Tips untuk Menerapkan Penguatan Positif

    1. Spesifik: Daripada memuji secara samar seperti “kerja bagus,” tegaskan perilaku yang Anda akui, misalnya, “Kamu hebat mau berbagi mainan dengan temanmu.” Bedakan lebih jauh antara pujian terkait usaha dan perilaku. Apakah pujian tersebut ditujukan pada usaha luar biasa anak dalam mengerjakan tugas, atau seberapa baik mereka berperilaku selama pelajaran. Di sisi lain, mengomentari kemampuan atau kecerdasan anak, meskipun positif, dapat menimbulkan masalah di kemudian hari jika mereka gagal, yang dapat merusak harga diri dan motivasi.
    2. Bersikaplah tulus: Berikan pujian dengan tulus dan autentik. Anak-anak dapat mengenali saat pujian tidak tulus, jadi bersikaplah tulus dalam kata-kata penghargaan Anda. Selain itu, jika anak dipuji terlalu sering atas setiap perilaku atau usahanya, maka hal ini akan mengurangi dampaknya dan berpotensi menjadi tidak berarti.
    3. Gunakan Berbagai Hadiah: Meskipun pujian verbal itu ampuh, jangan remehkan dampak dari hadiah yang nyata, seperti stiker, camilan kecil, atau waktu bermain tambahan. Penguatan token adalah metode yang digunakan sekolah yang mengharuskan anak-anak untuk berusaha mendapatkan hadiah dengan mengumpulkan poin atau token.
    4. Tetapkan Sasaran/ target yang Realistis: tetapkan pencapaian sasaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Rayakan kemajuan dan usaha, apa pun hasilnya.

Kesimpulan

Kekuatan positif reinforcement dalam membentuk perilaku dan kesejahteraan emosional anak. Dengan memelihara lingkungan yang positif dan mendukung, orang tua dan pengasuh dapat meletakkan dasar yang kuat bagi pertumbuhan, harga diri, dan keberhasilan anak. Melalui penguatan yang spesifik, tepat waktu, dan konsisten, kita dapat menginspirasi anak-anak untuk menjadi individu yang percaya diri, termotivasi, dan penuh kasih sayang, siap menghadapi tantangan dunia dengan sikap positif.

Referensi:

https://www.educater.co.uk/ diakses pada Sabtu, 14 September 2024
Jhon O. Cooper, Timothy E. Heron, William L. Heward. 2020.  Applied Behavior Analysis Thrid edition. Pearson, Global Edition Limited.