Reseptif vs Ekspresif

Ditinjau oleh : Ainun Nurhasanah, A.Md. Kes (Terapis Wicara) – 12 Juli 2024

Ayah bunda masih bingung dengan apa sih itu reseptif dan ekspresif? khususnya pada kemampuan bahasa. Dalam berkomikasi dan berinteraksi ada tiga area perkembangan  yang paling utama yaitu : bahasa reseptif, bahasa ekspresif dan bicara. Nah, kali ini kita akan membahas tentang bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.

Sebagai manusia, kita menggunakan bahasa untuk memahami lingkungan di sekitar kita dan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan kita.

Bahasa adalah sistem yang digunakan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini mencakup bagaimana kata-kata diciptakan dan disatukan, makna kata-kata tersebut, dan bagaimana menerapkan bahasa dalam berbagai situasi sosial. Dalam perkemebangan bahasa ada dua komponen penting yaitu : bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.

Perbedaan antara bahasa reseptif dan ekspresif terletak pada berbicara dan mendengarkan. Bahasa reseptif melibatkan mendengarkan dan bahasa ekspresif melibatkan berbicara. Kedua kata ini mungkin merupakan definisi terpendek dan paling banyak digunakan untuk menjelaskan bahasa ekspresif dan reseptif. Inilah dasar bahasa reseptif dan ekspresif.

Bahasa Reseptif
Meskipun mendengarkan merupakan komponen penting dalam bahasa reseptif, hal ini melibatkan lebih dari itu. Apa itu bahasa reseptif? Bahasa reseptif adalah pemahaman informasi yang diberikan dalam berbagai cara seperti bunyi dan kata-kata; gerakan dan gerak tubuh; dan tanda dan simbol. Anak-anak sering kali lebih cepat memperoleh unsur-unsur bahasa reseptif dibandingkan bahasa ekspresif. Oleh karena itu, kosakata bahasa reseptif kita umumnya lebih banyak dibandingkan bahasa ekspresif kita.

Pada anak-anak, bahasa reseptif mencakup kata-kata yang mereka pahami, serta kemampuannya dalam memahami kalimat, arahan atau instruksi, dan pertanyaan. Misalnya, jika Anda meminta anak anda menunjuk bola atau mengikuti instruksi sederhana seperti “ambilkan bola”, kemampuan mereka untuk merespons dengan benar itu mencerminkan kemampuan bahasa reseptif mereka.

Bahasa ekspresif adalah kemampuan kita untuk mengomunikasikan pikiran dan perasaan kita melalui kata-kata, gerak tubuh, tanda, dan/atau simbol. Hal ini bisa sesederhana menunjuk pada objek yang diinginkan, atau rumit seperti menulis buku tentang bidang yang diminati. Berbicara adalah bentuk komunikasi utama yang dipikirkan orang ketika mendiskusikan bahasa ekspresif. Meskipun ini yang paling umum, ada jenis komunikasi lain yang sama efektifnya. Beberapa contoh lainnya mencakup bahasa isyarat, sistem pertukaran gambar, penggunaan alat penghasil suara, atau tulisan. Namun perlu diingat, ini hanyalah sistem yang kita gunakan untuk berkomunikasi.

Saat buah hati ayah bunda mengucapkan kata pertamanya seperti “mama” atau “papa”, mereka sedang menunjukkan kemampuan bahasa ekspresifnya. Seiring bertambahnya usia, mereka mulai menggabungkan kata-kata menjadi frasa dan kalimat sederhana seperti “aku mau minum”, mengekspresikan pikiran dan emosi yang lebih kompleks.

Referensi :

Wallace, A. Receptive Language vs. Expressive Language: Talking and Listening. 16 Mei 2023 dari Napacentre

Hatleli,S. MS CCC-SLP. Receptive and Expressive Language. 2023. toddlertalk