Ditinjau oleh : Dyah Ratnapuri S.Pd (Terapis Remedial) – 05 Juni 2024
Disleksia merupakan bagian dari Spesific Learning Disorder atau Gangguan Belajar Spesifik. Menurut ADI atau Asosiasi Disleksia Indonesia (2019) Disleksia merupakan salah satu bentuk kesulitan belajar spesifik yaitu suatu kondisi yang ditandai dengan adanya kesulitan belajar yang terjadi pada individu dengan potensi kecerdasan yang sedikitnya normal atau berada pada taraf kecerdasan rata-rata, di mana kesulitan belajar yang terjadi meliputi kesulitan di area berbahasa, termasuk bahasa lisan (yang terutama ditandai dengan adanya gangguan kesadaran fonem), bahasa tulisan, dan bahasa sosial (kesulitan memaknai bahasa tubuh, sikap dan postur lawan bicara, serta kesulitan menampilkan bahasa tubuh, sikap, serta postur tubuh yang tepat dalam merespons suatu situasi sosial), disertai adanya gangguan di area fungsi eksekutif (executive function).
Disleksia bukanlah hal yang akan muncul secara tiba-tiba diusia dewasa. Biasanya, tanda-tanda disleksia akan muncul dari masa perkembangan awal. Yuk kita bahas apasaja yang menjadi redflag sebagai upaya untuk deteksi dini disleksia.
Masalah Fonologi
Fonologi erat kaitannya dengan kesadaran terhadap beberapa bunyi fonem. Pada penyandang disleksia biasanya kesulitan dalam membedakan bunyi-bunyi huruf. Pada anak usia pra sekolah seringkali muncul gangguan bahasa seperti penambahan huruf pada kayang diucapkan, atau penghapusan huruf, atau mengganti huruf-huruf yang disebutkan sehingga tidak sesuai.
Masalah Mengingat Perkataan
Penyandang disleksia akan mengalami kesulitan dalam mengingat perkataan. Hal ini bisa disebabkan karena salah satu faktornya adalah penyandang disleksia memiliki kemampuan working memory yang rendah. Bukan hanya perkataan, seringkali penyandang disleksia lupa untuk menyimpan barang-barang tertentu.
Masalah Penyusunan Sistematis
Berdasarkan hasil penelitian, penyandang disleksia memiliki kesulitan dalam menyusun suatu kegiatan atau mengurutkan suatu kegiatan. Seperti contoh sederhananya adalah kesulitan dalam mengurutkan kegiatan sehari-hari.
Masalah Pemahaman Sintaks
Penyandang disleksia sering mengalami kebingungan dalam memahami tata bahasa. salah satu permasalahan disleksia adapah terkait dengan sintaks atau susunan kata pada kalimat seperti “makan mau aku” yang seharusnya adalah “aku mau makan”.
KOMORBID DISLEKSIA
- ADHD
Ciri penting dari Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) menurut APA (2013) adalah pola terus-menerus dari kurangnya perhatian, atau hideperaktif dan impulsive yang mengganggu fungsi perkembangan. Anak-anak dengan ADHD lebih cenderung mengalami keterlambatan penguasaan bahasa dibandingkan dengan teman sebayanya dalam kemunculan kata pertama dan penggunaan kalimat yang pendek (Al-Dakroury, 2018). Menurut DSM-V(2013) sebanyak 50% kasus ADHD menjadi komorbid dari disleksia.
- Diskalkulia
Menurut Satrianawati diskalkulia yaitu gangguan perkembangan aritmatika, yaitu kesulitan belajar yang terkait dengan perhitungan matematika.
- Gangguan Koordinasi Perkembangan
Dalam DSM-V dijelaskan bahwan developmental coordination disorder merupakan gangguan keterampilan motoric yang terjadi karena adanya keterlambatan dalam perkembangan gerakan dan kordinasi.
Referensi:
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorder : fifth edition, dsm 5. Arlington, VA.
Asosiasi Disleksia Indonesia. (2019). https://www.asosiasidisleksiaindonesia.com/
Susanto, Teguh. (2013). Terapi dan Pendidikan Bagi Anak Disleksia. Yogyakarta: Familia.
Refrensi Gambar :
https://www.freepik.com/free-vector/hand-drawn-speech-therapy-scenes collection_20826084.htm#query=dyslexia&position=47&from_view=keyword&track=sph&uuid=1631a175-4134-4b6f-a71e-eadbcb0ce458