Ditinjau oleh Irfan Nurhadi Triseptiady (Terapi Perilaku) – S.Psi. 14 Mei 2024
Reinforcement
Reinforcement merupakan “senjata utama” dalam Terapi Perilaku atau Analisis Perilaku Terapan (ABA).
Pada dasarnya, reinforcement adalah memberikan hadiah kepada anak sebagai insentif untuk berperilaku baik (target perilaku).
Karakteristik reinforcement:
- Reinforcement diberikan sebagai hadiah setelah anak menunjukkan perilaku yang diharapkan (target perilaku)
- Perilaku tersebut adalah sesuatu yang Anda inginkan terjadi atau berulang di masa depan.
- Reinforcement merupakan sesuatu yang direncanakan (jenis reinforcer apa, jadwal pemberian reinforcer, definisi operasional target perilaku)
Keuntungan menggunakan reinforcement
- Peningkatan perilaku seiring berjalannya waktu.
- Reinforcement adalah memperkuat dan mendorong pola perilaku yang baik dan menetap.
- Memberikan instruksional kontrol yang kuat di tangan terapis dan orang tua. Terapis dan orang tua yang memegang kendali dan memutuskan kapan anak mendapatkan hadiah atas perilakunya.
Bribery
Bribery atau suap adalah memberikan sesuatu yang bernilai (makanan, mainan, dll) kepada anak agar anak melakukan perilaku tertentu atau menyelesaikan suatu aktivitas atau tugas.
Dalam terapi ABA, bribery adalah hal yang harus dihindari karena berdampak buruk dalam jangka panjang.
Karakteristik bribery:
- Bribery diberikan sebelum seseorang menunjukkan perilaku yang diinginkan.
- Bribery biasanya diberikan sebagai jalan pintas untuk menghentikan perilaku negatif yang muncul pada anak
- Bribery tidak direncanakan biasanya terjadi secara reaktif dan bisa juga karena rasa frustrasi
Dampak memberikan bribery
- Bribery mengajarkan anak-anak bahwa melakukan perilaku negatif akan membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.
- Bribery tidak meningkatkan perilaku yang diinginkan untuk terjadi atau berulang di masa depan.
- Bribery tidak mengurangi perilaku negatif terjadi di masa depan.
Terapis atau orang tua tidak memiliki instruksional kontrol, Anak yang memegang kendali terhadap situasi.
Sumber : https://biasbehavioral.com/reinforcement-vs-bribery/
- Situasi 1 : Anda mengajak anak Anda belanja ke supermarket. Ketika sedang belanja Anak anda tiba-tiba mulai tantrum. Sebagai upaya untuk meredakan situasi, Anda menawarkan anak Anda camilan atau mainan agar mereka kembali tenang.
- Situasi 2 : Anda mengajak anak Anda belanja ke supermarket. Sebelum berangkat, anda menetapkan aturan pada anak anda “Nanti di toko adik jadi anak baik ya, tidak rewel. Kalau adik tidak rewel, pulang dari toko nanti boleh main ke playground.” Ketika belanja anak berperilaku baik, tidak rewel dan tidak tantrum. Selesai belanja Anda membawa anak bermain di playground.
- Situasi 3 : Anda mengajak anak Anda belanja ke supermarket. Sebelum berangkat, anda menetapkan aturan pada anak anda “Nanti di toko adik jadi anak baik ya, tidak rewel. Kalau adik tidak rewel, pulang dari toko nanti boleh main ke playground.” Ketika sedang belanja Anak anda tantrum. Anda tidak memberikan perhatian dengan membicarakan perilakunya atau memberinya ‘pandangan’, tidak menawarkan barang apa pun seperti permen, mainan, atau menawarkan kembali perjalanan ke playground, dan Anda tidak akan memberikan jalan keluar dari situasi tersebut dengan meninggalkan toko sampai Anda selesai belanja.
Referensi:
Druskis, M. (2016, June 3). Reinforcement vs. Bribery. Retrieved February 15, 2024, from ABC Behavior Training: https://www.abcbehaviortx.com/single-post/2016/06/03/reinforcement-vs-bribery
How to ABA. 2016 January 15. Reinforcement vs Bribery: Is there a difference? Retrieved February 15, 2024, from How To ABBA: https://howtoaba.com/reinforcement-bribery/
Cooper, J. O., Heron, T. E., & Heward, W. L. (2019). Applied Behavior Analysis (3rd Edition). Hoboken, NJ: Pearson Education